Service AC Batam Mengenal Perbedaan Lampu Pijar, Lampu Pendar Dan Lampu LED
Service AC Batam Mengenal Perbedaan Lampu Pijar, Lampu Pendar Dan Lampu
LED - Selamat berjumpa kembali Pembaca Teknisi Service AC Batam, Kami sangat senang bisa bertemu anda kembali dalam membahas materi atau artikel Service AC Batam Mengenal Perbedaan Lampu Pijar, Lampu Pendar Dan Lampu
LED, kami telah menyusun artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. Semoga postingan atau artikel kategori
Artikel Lampu, yang kami tulis ini dapat anda pahami. Setiap penulis artikel memiliki sudut pandang masing-masing
Kami memiliki sudut pandang secara umum akan hal Service AC Batam Mengenal Perbedaan Lampu Pijar, Lampu Pendar Dan Lampu LED ini akan kami bahas dan jabarkan kepada anda. Meskipun demikian semoga tidak mengurangi makna. Kami hanya berpesan kepada pembaca Teknisi Service AC Batam, jadikan artikel kami ini sebagai materi tambahan. Jika masih kurang lengkap, pembaca dapat menambah wawasan dengan mencari artikel serupa diblog lainnya atau menanyakan langsung kepada pakar yang mahir dengan masalah Service AC Batam Mengenal Perbedaan Lampu Pijar, Lampu Pendar Dan Lampu LED. Selamat membaca!
Berikut ini yaitu penjelasan wacana banyak sekali jenis lampu yang umum digunakan serta perbedaannya :
Lampu pijar atau nama lain dari incandescent lamp yakni teknologi bolam lampu listrik pertama di dunia, teknologi lampu ini dikembangkan oleh Thomas Alva Edison. Edison bukanlah penemu pertama lampu pijar. Namun berkat bisnisnya, sehingga mengakibatkan lampu pijar lebih diketahui hingga bisa dinikmati oleh orang-orang diseluruh dunia.
Cahaya lampu pijar ini didasari oleh prinsip kerja saat sebuah filamen (kawat tipis yang yang dibuat dari tungsen), dialirkan arus tertentu, pada keadaan "vakum udara" atau tanpa udara disekelilingnya, maka terjadilah pemijaran pada kawat filamen tersebut dengan suhu sekitar 2.200 derajat celcius. Pijaran kawat filamen inilah yang menghasilkan cahaya yang bisa dipakai untuk menerangi sebuah ruangan.
Kawat filamen tungsten tersebut di tempatkan di dalam bola lampu (bohlam) kedap udara dengan tujuan semoga suhu panasnya terkonsentrasi di sekitar filamen tersebut, alasannya adalah dengan suhu kerja yang tinggi, filamen akan bisa berpijar lebih terang.
Besar kecilnya arus listrik yang mengalir dapat menghipnotis cahaya yang dihasilkan lampu pijar tersebut, jikalau tegangan listrik sedang turun maka cahaya yang dihasilkan ikut turun (meredup). Karena intensitas cahaya lampu pijar hanya sekitar 15 lumen/watt, sehingga untuk menciptakan cahaya yang lebih terperinci, maka memerlukan energi listrik yang besar.
Meski energi listrik yang terpakai telah bisa dikatakan cukup besar, namun nyala lampu pijar tidak se-terperinci dan se-efisien lampu jenis yang lain, hal ini karena 90% lebih energi listrik yang terpakai akan berubah menjadi panas, sedangkan yang berhasil diubah menjadi cahaya hanya 5% dari energi listrik yang terpakai tersebut. Tentunya ini sangat tidak efisien serta boros energi listrik.
Hal ini didasari karena seiring dengan pertumbuhan ilmu wawasan yang sekarang mulai membahas soal problem lingkungan hidup yang kondusif untuk abad kini dan era depan. Sehingga lahirlah teknologi lampu gres dengan diode pemancar cahaya (light-emitting diode) atau yang umum disebut dengan teknologi lampu L.E.D atau LED.
Baru saja anda membaca artikel Service AC Batam Mengenal Perbedaan Lampu Pijar, Lampu Pendar Dan Lampu LED dengan alamat link https://teknisiacbatam.blogspot.com/2019/05/service-ac-batam-mengenal-perbedaan.html
Kami memiliki sudut pandang secara umum akan hal Service AC Batam Mengenal Perbedaan Lampu Pijar, Lampu Pendar Dan Lampu LED ini akan kami bahas dan jabarkan kepada anda. Meskipun demikian semoga tidak mengurangi makna. Kami hanya berpesan kepada pembaca Teknisi Service AC Batam, jadikan artikel kami ini sebagai materi tambahan. Jika masih kurang lengkap, pembaca dapat menambah wawasan dengan mencari artikel serupa diblog lainnya atau menanyakan langsung kepada pakar yang mahir dengan masalah Service AC Batam Mengenal Perbedaan Lampu Pijar, Lampu Pendar Dan Lampu LED. Selamat membaca!
Service AC Batam Mengenal Perbedaan Lampu Pijar, Lampu Pendar Dan Lampu LED
Teknologi bolam lampu dari waktu ke waktu telah mengalami pertumbuhan yang sangat pesat, sejak zaman dulu insan sudah mengetahui betapa pentingnya suatu penerangan, khususnya pada ketika malam hari. Karena itu, mereka berusaha untuk menciptakan suatu alat penerangan mulai dari lampu minyak yang lalu dikembangkan lagi dengan ditemukannya teknologi lampu listrik pertama yakni lampu pijar, dan hingga sekarang pun teknologi lampu masih dikembangkan semoga lebih efisien dan lebih ramah lingkungan.Berikut ini yaitu penjelasan wacana banyak sekali jenis lampu yang umum digunakan serta perbedaannya :
Lampu Pijar
![]() |
Source images : pixabay.com |
Cahaya lampu pijar ini didasari oleh prinsip kerja saat sebuah filamen (kawat tipis yang yang dibuat dari tungsen), dialirkan arus tertentu, pada keadaan "vakum udara" atau tanpa udara disekelilingnya, maka terjadilah pemijaran pada kawat filamen tersebut dengan suhu sekitar 2.200 derajat celcius. Pijaran kawat filamen inilah yang menghasilkan cahaya yang bisa dipakai untuk menerangi sebuah ruangan.
Kawat filamen tungsten tersebut di tempatkan di dalam bola lampu (bohlam) kedap udara dengan tujuan semoga suhu panasnya terkonsentrasi di sekitar filamen tersebut, alasannya adalah dengan suhu kerja yang tinggi, filamen akan bisa berpijar lebih terang.
Besar kecilnya arus listrik yang mengalir dapat menghipnotis cahaya yang dihasilkan lampu pijar tersebut, jikalau tegangan listrik sedang turun maka cahaya yang dihasilkan ikut turun (meredup). Karena intensitas cahaya lampu pijar hanya sekitar 15 lumen/watt, sehingga untuk menciptakan cahaya yang lebih terperinci, maka memerlukan energi listrik yang besar.
Meski energi listrik yang terpakai telah bisa dikatakan cukup besar, namun nyala lampu pijar tidak se-terperinci dan se-efisien lampu jenis yang lain, hal ini karena 90% lebih energi listrik yang terpakai akan berubah menjadi panas, sedangkan yang berhasil diubah menjadi cahaya hanya 5% dari energi listrik yang terpakai tersebut. Tentunya ini sangat tidak efisien serta boros energi listrik.
Selain itu, dengan temperatur kerjanya yang tinggi tersebut akan menyebabkan diameter kawat filamen kian terkikis dan usang kelamaan kawat akan terputus, sehingga lampu pijar pun tidak mampu dipakai lagi. Karena gampang putus, diperkirakan rata-rata usia pakai lampu pijar cuma 1.000 jam pakai, kalau penggunaan dalam sehari 8 jam, maka usia hidup lampu pijar ialah sekitar 4 bulan.
Saat ini lampu pijar telah mulai ditinggalkan alasannya konsumsi energi listriknya yang lebih boros bila daripada jenis lampu yang lain. Namun kita masih mampu menjumpainya di pasaran, karena selain menciptakan cahaya, lampu pijar juga mampu menciptakan panas sehingga masih mampu dimanfaatkan untuk menghangatkan ruangan atau bahkan sungguh berkhasiat untuk inkubator telur (daerah penetasan telur).
Lampu Pendar
Karena dirasa lampu pijar kurang efisien serta sungguh boros energi listrik, maka teknologi lampu masih terus dikembangkan sampai kesudahannya didapat teknologi lampu gres yang lebih efisien dari lampu pijar ialah lampu pendar.
Lampu pendar atau lampu fluorescent ini biasa kita sebut dengan perumpamaan lampu neon, lampu ini sudah diciptakan pada tahun 1938. Lampu ini sudah banyak kita gunakan, baik dalam bentuk panjang yang sering disebut lampu TL (lampu fluorescent) atau yang berupa mirip aksara "U" dan spiral (lampu CFL/compact fluorescent lamp). Meski dalam bentuk berlainan, namun secara garis besar cara kerja lampu TL dengan lampu CFL ialah sama.
![]() |
Source images : commons.wikimedia.org |
Lampu pendar atau lampu fluorescent ini biasa kita sebut dengan perumpamaan lampu neon, lampu ini sudah diciptakan pada tahun 1938. Lampu ini sudah banyak kita gunakan, baik dalam bentuk panjang yang sering disebut lampu TL (lampu fluorescent) atau yang berupa mirip aksara "U" dan spiral (lampu CFL/compact fluorescent lamp). Meski dalam bentuk berlainan, namun secara garis besar cara kerja lampu TL dengan lampu CFL ialah sama.
Cahaya lampu pendar tersebut dihasilkan dari adanya proses eksitasi elektron memakai gas halogen (atau lazimnya neon) di dalam wadah beling tertutup dengan tekanan tertentu yang dimana ketika dialiri suatu energi berupa arus listrik, maka elektron pada atom neon tersebut akan mengalami eksitasi yaitu perpindahan elektron pada posisi kulit terluar sebuah atom (neon) dan alasannya adalah posisi elektron tidak stabil pada lapisan kulit tersebut, maka akan condong kembali pada posisi lapisan atom semula, dan proses kembalinya tersebut dengan dibarengi oleh keluarnya suatu "cahaya" selaku bab yang dipisahkan oleh elekton.
dan ketika elektron tersebut sudah kembali pada posisi kulit atom yang semula, akan terjadi kembali eksitasi elektron yang berulang karena telah diberikan energi berupa arus listrik, dan selama masih ada energi listrik yang mengalir, peristiwa tersebut akan terus menerus terulang dalam satuan permilidetik, alasannya proses terjadinya eksitasi yang cepat tersebut, sehingga cahaya yang dihasilkan terlihat mirip simultan (tidak berkedip).
Intensitas cahaya yang dihasilkan oleh lampu pendar juga lebih tinggi daripada lampu pijar, yaitu sekitar 67 lumen/watt. Tingkat efisiensi energi listriknya juga lebih tinggi dari lampu pijar, hal ini karena energi listrik yang berubah menjadi energi panas lebih rendah dan sungguh jauh perbedaannya kalau ketimbang lampu pijar.
Selain itu, usia pakai lampu pendar juga lebih panjang kalau daripada lampu pijar, adalah sekitar 8.500 – 10.000 jam pakai.
Dengan tingkat efisiensi energi yang tinggi serta cahaya yang dihasilkan juga lebih terperinci, sehingga menimbulkan lampu pendar disebut-sebut selaku lampu irit energi.
Namun dibalik keunggulannya tersebut masih ada kelemahan yang dimiliki lampu pendar yaitu resiko eksistensi merkuri beracun yang dirasa kurang ramah lingkungan serta kurang baik bagi kesehatan penggunanya.
dan ketika elektron tersebut sudah kembali pada posisi kulit atom yang semula, akan terjadi kembali eksitasi elektron yang berulang karena telah diberikan energi berupa arus listrik, dan selama masih ada energi listrik yang mengalir, peristiwa tersebut akan terus menerus terulang dalam satuan permilidetik, alasannya proses terjadinya eksitasi yang cepat tersebut, sehingga cahaya yang dihasilkan terlihat mirip simultan (tidak berkedip).
Intensitas cahaya yang dihasilkan oleh lampu pendar juga lebih tinggi daripada lampu pijar, yaitu sekitar 67 lumen/watt. Tingkat efisiensi energi listriknya juga lebih tinggi dari lampu pijar, hal ini karena energi listrik yang berubah menjadi energi panas lebih rendah dan sungguh jauh perbedaannya kalau ketimbang lampu pijar.
Selain itu, usia pakai lampu pendar juga lebih panjang kalau daripada lampu pijar, adalah sekitar 8.500 – 10.000 jam pakai.
Dengan tingkat efisiensi energi yang tinggi serta cahaya yang dihasilkan juga lebih terperinci, sehingga menimbulkan lampu pendar disebut-sebut selaku lampu irit energi.
Namun dibalik keunggulannya tersebut masih ada kelemahan yang dimiliki lampu pendar yaitu resiko eksistensi merkuri beracun yang dirasa kurang ramah lingkungan serta kurang baik bagi kesehatan penggunanya.
Lampu LED
Perkembangan teknologi lampu tidak cukup sampai di lampu pendar saja, perjuangan untuk membuat lampu yang lebih efisien yang aman untuk penggunanya serta lebih ramah terhadap lingkungan pun terus dikembangkan.
![]() |
Source images : amazon.in |
Hal ini didasari karena seiring dengan pertumbuhan ilmu wawasan yang sekarang mulai membahas soal problem lingkungan hidup yang kondusif untuk abad kini dan era depan. Sehingga lahirlah teknologi lampu gres dengan diode pemancar cahaya (light-emitting diode) atau yang umum disebut dengan teknologi lampu L.E.D atau LED.
Penelitian lampu LED yang pertama dimulai pada tahun 1960-an dan dari observasi tersebut sukses menciptakan lampu LED berwarna merah dan hijau. Lalu, lalu disusul LED biru pada tahun 1990-an, LED biru berhasil diciptakan oleh tiga ilmuwan Jepang Isamu Akasaki, Hiroshi Amano, dan Shuji Nakamura. Dan tak lama lalu sehabis LED biru sukses dibentuk, LED putih kemudian juga berhasil dibentuk. Sehingga pada tahun 2014, ketiga ilmuwan jepang tersebut dianugerahi kado nobel fisika berkat penemuannya tersebut.
Sumber pencahayaan lampu LED tersebut berasal dari dioda berupa bahan semikonduktor dari material padat yang bisa mengalirkan arus listrik. Cahaya yang dihasilkan tersebut berasal dari pelepasan energi dari gerakan elektron dalam semikondutor tersebut.
Ketika dialiri arus listrik, elektron bebas dari bagian negatif semikonduktor yang diperkaya elektron bebas akan mengalir menuju ke bagian konkret. Dan disaat yang bersama-sama, lubang elektron pada bab aktual bergerak ke bagian negatif, gerakan tersebut membuat elektron bebas jatuh ke lubang elektron. Akibatnya, elektron turun ke tingkat energi yang lebih stabil dan melepaskan foton/cahaya. Semakin tinggi energi foton yang dihasilkan, cahaya yang dihasilkan juga akan semakin tinggi frekuensinya atau panjang gelombangnya.
Oleh karena itu, warna cahaya lampu LED bergantung pada gabungan materi penyusun diodanya. Misalnya, adonan aluminium, galium, dan arsenik akan menghasilkan cahaya merah. Perpaduan indium, galium, dan nitrida memberi warna biru.
Jika daripada pembangkit cahaya lampu pijar dan lampu pendar, penghasil cahaya pada lampu LED sangatlah kecil. Hanya berukuran kurang dari 1 milimeter persegi, sehingga untuk menciptakan satu bola lampu maka diharapkan rangkaian yang tersusun dari beberapa LED.
Selain untuk penerangan rumah atau jalan, ukuran LED yang kecil tersebut juga mampu dimanfaatkan untuk pencahayaan beragam perlengkapan elektro, mirip untuk remote control, layar monitor, layar televisi atau bahkan layar smartphone.
Lampu LED mempunyai intensitas cahaya yang lebih tinggi dari lampu pijar dan lampu pendar, yaitu sekitar 70-100 lumen/watt. Selain itu, nilai efisiensinya juga lebih tinggi, alasannya adalah lebih dari 50% energi listrik diubah menjadi energi cahaya.
Temperatur kerja lampu LED sangatlah rendah, sehingga menciptakan usia pakai lampu LED sangat panjang. Usia pakainya bisa lebih usang dari lampu pijar dan lampu pendar, yaitu sekitar 35.000-50.000 jam pakai.
Produksi lampu LED lebih rumit, sehingga membuat harga lampu LED menjadi mahal. Namun, jika dihitung penggunaan jangka panjang untuk pemakaian listriknya, maka lampu LED tetap lebih hemat biaya alasannya adalah konsumsi daya listriknya yang lebih kecil jika daripada lampu pendar dan pijar.
Sumber pencahayaan lampu LED tersebut berasal dari dioda berupa bahan semikonduktor dari material padat yang bisa mengalirkan arus listrik. Cahaya yang dihasilkan tersebut berasal dari pelepasan energi dari gerakan elektron dalam semikondutor tersebut.
Ketika dialiri arus listrik, elektron bebas dari bagian negatif semikonduktor yang diperkaya elektron bebas akan mengalir menuju ke bagian konkret. Dan disaat yang bersama-sama, lubang elektron pada bab aktual bergerak ke bagian negatif, gerakan tersebut membuat elektron bebas jatuh ke lubang elektron. Akibatnya, elektron turun ke tingkat energi yang lebih stabil dan melepaskan foton/cahaya. Semakin tinggi energi foton yang dihasilkan, cahaya yang dihasilkan juga akan semakin tinggi frekuensinya atau panjang gelombangnya.
Oleh karena itu, warna cahaya lampu LED bergantung pada gabungan materi penyusun diodanya. Misalnya, adonan aluminium, galium, dan arsenik akan menghasilkan cahaya merah. Perpaduan indium, galium, dan nitrida memberi warna biru.
Jika daripada pembangkit cahaya lampu pijar dan lampu pendar, penghasil cahaya pada lampu LED sangatlah kecil. Hanya berukuran kurang dari 1 milimeter persegi, sehingga untuk menciptakan satu bola lampu maka diharapkan rangkaian yang tersusun dari beberapa LED.
Selain untuk penerangan rumah atau jalan, ukuran LED yang kecil tersebut juga mampu dimanfaatkan untuk pencahayaan beragam perlengkapan elektro, mirip untuk remote control, layar monitor, layar televisi atau bahkan layar smartphone.
Lampu LED mempunyai intensitas cahaya yang lebih tinggi dari lampu pijar dan lampu pendar, yaitu sekitar 70-100 lumen/watt. Selain itu, nilai efisiensinya juga lebih tinggi, alasannya adalah lebih dari 50% energi listrik diubah menjadi energi cahaya.
Temperatur kerja lampu LED sangatlah rendah, sehingga menciptakan usia pakai lampu LED sangat panjang. Usia pakainya bisa lebih usang dari lampu pijar dan lampu pendar, yaitu sekitar 35.000-50.000 jam pakai.
Produksi lampu LED lebih rumit, sehingga membuat harga lampu LED menjadi mahal. Namun, jika dihitung penggunaan jangka panjang untuk pemakaian listriknya, maka lampu LED tetap lebih hemat biaya alasannya adalah konsumsi daya listriknya yang lebih kecil jika daripada lampu pendar dan pijar.
Demikian untuk artikel kali ini tentang Mengenal Perbedaan Lampu Pijar, Lampu Pendar Dan Lampu LED, semoga bermanfaat.
Penutup Service AC Batam Mengenal Perbedaan Lampu Pijar, Lampu Pendar Dan Lampu LED
Sekian uraian artikel Service AC Batam Mengenal Perbedaan Lampu Pijar, Lampu Pendar Dan Lampu
LED kali ini, semoga bisa memberi manfaat dan menginspirasi anda semua pembaca blog Teknisi Service AC Batam. Baiklah, sampai jumpa pada postingan pembahasa artikel lainnya yang lebih seru dan bagus. Tiada gading yang tak retak, begitu juga dengan artikel kami ini. Lebih dan kurang pada pembahasan Service AC Batam Mengenal Perbedaan Lampu Pijar, Lampu Pendar Dan Lampu
LED ini, kami memohon maaf.
Baru saja anda membaca artikel Service AC Batam Mengenal Perbedaan Lampu Pijar, Lampu Pendar Dan Lampu LED dengan alamat link https://teknisiacbatam.blogspot.com/2019/05/service-ac-batam-mengenal-perbedaan.html
Artikel Service AC Batam Mengenal Perbedaan Lampu Pijar, Lampu Pendar Dan Lampu LED ini kami arsipkan pada kategori Lampu. Silahkan anda klik link ini Lampu untuk melihat beberapa artikel menarik serupa. Terimakasih telah berkunjung.
Post a Comment for "Service AC Batam Mengenal Perbedaan Lampu Pijar, Lampu Pendar Dan Lampu LED"